Kamis, 17 Mei 2012

Habis Gelap, Alhamdulillah Terang

"Alhamdulillah," kata itu yang pertamu kukeluarkan tak lama setelah ruangan sekitar benderang oleh cahaya lampu yang berasal dari aliran arus PLN. Aku juga mendengar bapak menyebut kata syukur tersebut hampir bersamaan denganku. Betapa aku bisa merasakan kebahagiaan beliau, sama seperti yang kurasakan. Betapa tidak, berpuluh tahun kami menantikan kampung kami dapat diterangi lampu, dan baru menjelang isha tadi terealisasi. 
Ini berkat usaha keras dan kegigihan bapak mewujudkannya dan kakak yang sudah mau mengizinkan arus dari rumahnya disambung. Sebenarnya hal ini sudah sangat lama telah diwacanakan dan sempat 3 tahunan lalu sudah ada upaya untuk memasang tiang kabel, namun karena satu dan lain hal, tidak dilanjut dan mentok sekian tahun. 

Beberapa bulan lalu kembali upaya penerangan ini diagendakan semenjak pulangnya bapak dan ibu dari tanah suci, Mekkah. Beliau langsung pulang ke kampung halaman -lebih tepatnya tanah kelahiran- dalam rangka resepsi kakak di sana, di tanah Bugis. Bapak bertemu dengan seorang keluarga dan mendapatkan informasi kabel listrik yang murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak (500 meter). Kembali ke rumah, di Bontang, bapak menghubunginya dan mengiriminya sejumlah uang untuk pembelian kabel. Semingguan, barang datang.

Tetapi keinginan belum bisa terlaksana dengan mulus. Kendala selanjutnya adalah, kami butuh balok ukuran 10x10 beberapa lorong. Itu artinya kami masih membutuhkan uang jutaan rupiah. Dan dalam waktu tersebut, keuangan di keluarga kami sangat sempit. Dan akupun putus asa, sampai menunggu waktu beberapa hari lagi hingga aku bisa mendapatkan uang. Namun, bapakku bukan tipe orang yang mudah putus asa. Beliau mengusahakan segala cara. Dengan tenaga dan kemampuannya (di luar dari keuangan). Bapak, bersama dua orang rekannya, mengambil kayu di hutan beberapa lorong, dan langsung memancangnya. Kegiatan ini memakan waktu 2 hari, dan sudah dengan kabel terpasang sepanjang 500 meter. Aku hampir-hampir tidak percaya! Untuk kesekian kalinya, aku mengagumi bapak dalam-dalam. Usianya mungkin sudah akhir 50an, namun tenaganya masih luar biasa (sulit aku membayangkan mengulur kabel sepanjang 500 meter di medan yang berat, di tanah lumpur yang banyak tumbuhan bakau. Aku pernah mencoba mengangkat segulung kabel tsb, dan kutakasir-taksir beratnya tidak kurang dari 50 kg). Aku sangat kagum!!!

Dan di hari ketiga, malam ini, cahaya PLN pertama semenjak puluhan tahun di tanah ini akhirnya menyapa kami :-)

Dengan adanya listrik, kami akan mudah beraktifitas dan menjalani kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah

Aku mencoba ingin mengabadikan cahaya pertama dari lampu yang tergantung di tengah-tengah rumah lewat kamera, namun aku langsung menyesal: "Kenapa aku meninggalkan handphoneku di rumah!" Mudah-mudahan besok aku bisa mengambil gambarnya. Aamiin.
 
* * *  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.