Kamis, 03 Mei 2012

Tarbiyah Dan Tamu Kami dari India

Bakda isha aku tak langsung pulang. Ketika akan keluar masjid, aku melihat di dekat pintu ada sebuah tas dan jaket. Aku tahu siapa pemilik barang-barang itu: Uztad Dadang.

Malam ini pengajian rutin mingguan. Malam Jum'at. Dari hari ke hari jumlah teman-teman yang mengikuti pengajian semakin berkurang. Dan jumlah yang sesedikit itu pun masih fluktuatif, sulit ditebak berapa jumlah pastinya. Kondisi ini pasti membuat penyampaian materi dari al-uztad tidak efisien. Aku sendiri, hanya bisa mengikuti pengajian per dua minggu. Karena besok aku kerja pagi, jadi malam ini bisa mengikuti. Minggu kemarin aku masuk malam.

Dari kehadiran, al-uztad tetap konsisten mengisi pengajian. Beliau tak pernah mengeluh, bahkan terus memberikan semangat kepada kami, yang masih setia menghadiri pengajian ini.

Suatu waktu aku pernah meminta saran kepada al-uztad atas beberapa orang anggota pengajian yang mulai menyimpang. Dan beliau memberiku saran. Teruslah rangkul mereka. Tampung permasalahannya. Dengarkan keluhannya. Jangan dikucilkan dan jangan dikeluarkan. Lalu berdoalah, karena hanya Allah yang bisa merubah seseorang. Apabila seorang tersebut sudah tidak bisa diharapkan kembali ke jalan yang lurus, maka harus dikeluarkan, sebelum dampaknya menular ke anggota lain. 

Al-uztad sangat sabar. Beliau juga berdakwah dengan harta. Pada pengajian tadi, beliau membeli beberapa unit al-qur'an. Dan, yang tidak pernah ketinggalan, beliau selalu menyediakan makanan ringan. Entah itu banyak atau sedikit pasti selalu ada. Pernah dulu al-uztad tidak sempat membawa, jadi, selesai pengajian, beliau mengeluarkan beberapa rupiah dari dompet dan menyuruh seorang anggota membeli di warung. 

Pengajian ini telah dihadiri 6 orang: Aku, Rizki, Reski, Heri, Bahar, dan Ride. Kami selalu memulai dengan membaca al-qur'an secara bergilir beberapa ayat. Minggu lalu kami telah sampai pada ayat 275 di surah al-baqarah. Dari sini kami melanjutkan, dan aku mendapat giliran pertama.

Namun tak seperti biasanya, pengajian malam ini dipersingkat. Kami kedatangan tamu. Jadi kami memuliakannya dengan bercakap-cakap dan menyuguhinya dengan hidangan pengajian. Kami kedatangan seorang saudara islam kami dari Tablighyin. Dia adalah warga negara India dan sedang menempuh perjalanan ilmu selama 4 bulan, seperti tradisi orang-orang Tabligh. Dia sudah 2 bulan di Indonesia.

Saudara kami ini tidak lancar berbahasa Indonesia, atau bahasa Inggris, jadi kami hanya memahami sepatah-patah penjelasannya. Saat kutanya, dengan bahasa inggris, apakah ia bisa berbahasa inggris dengan baik, dia menjawab tidak. Dia bisa berkomunikasi dengan bahasa Urdu, India.

Tak lama kami bercakap-cakap dengan saudara islam kami ini, dia pun meminta diri. Dan, bersama seorang pemandunya, kami berjabatan tangan. Barakallah.

***


Selambai, Bontang, 03/05/2012
23:31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.