Kamis, 08 Mei 2014

Rasanya enek x-(

Kamis ini alhamdulillah saya merealisasikan niat untuk melanjutkan puasa sunah Senin-Kamis. Saya harap bisa menjalankannya dengan baik hingga tiba waktunya. Aamiin...

Hari ini, yang mulai sejak Senin kemarin, saya dapat shift pagi. Inilah yang menjadi salah satu tantangan untuk melakukan puasa sunah di tiap Senin-Kamis (punah ditikam), yaitu ketika salah satu sunnahnya, sahur, gampang-gampang sulit dilakukan. Kalau hari Senin saya tidak mendapat kesulitan yang begitu berarti, karena saya berad di rumah dan bisa mempersiapkan sahur dengan baik. Beda dengan kalau saya di tempat kerja. Mau beli nasi di jalan, takutnya akan basi untuk dimakan sahur. Mau beli di lokasi kerja, tak ada warung nasi yang buka di jam-jam dini hari. Mau siapkan dari rumah, kadang tak sempat. Maka, kalau saya dapat info bahwa kita akan pulang dari tempat kerja jam 6, saya hanya persiapkan roti n kopi instan atau minuman lain. 

Di subuh tadi, saya beli sebungkus roti isi cokelat + mentega yang seharga sepuluh ribuan. Ditambah biskuit selai Olai dan minuman kacang hijau kemasan kotak. Ketika ingin menghabiskan roti itu saya jadi enek. Dalam hati terus menyemangati dan sorak "hayo hayo, kamu bisa ngabisin, ayo... sisa 2 potong lagi". Ya begitulah. Perasaan udah enek minta ampun, tapi saya memaksanya untuk bisa saya telan. Saya harus habis in sebungkus itu supaya energi tercukupi dalam keseharian saya nantinya. Untuk mevariasikan rasa dan menyiasatinya supaya tidak enek, saya makan biskuit selai Olai itu dan lanjut lagi makan rotinya. 

Jam setengah 4 saya bangun. Saya menghitung-hitung untuk sahur setengah jam. Jadi di jam 4 hingga menjelang subuh saya bisa tahajud n witir terlebih dulu.

Ehm, sekali lagi tentang enek. Peristiwa enek ini seringkali tidak hanya terjadi kalau sahur di tempat kerja. Di rumah juga begitu. Dan untuk menyiasatinya, saya beli makanan yang agak saya suka: terang bulan. Jadi, saya hanya makan nasi secukupnya, dan lanjut dengan terang bulan. Biasanya saya hanya mampu habiskan 2 sampai 3 potong saja. 

Saya sangat berharap, ketika nanti memiliki pendamping hidup, dia bisa menemani saya untuk makan sahur bersama :D saya berharap suatu saat nanti, rasa enek itu tidak akan muncul lagi dalam makanan. Ya, harapku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.