Ketika
membelanjakan belanjaan emak di toko cina, Yuli, seorang remaja perempuan yang
pernah menjadi kader remaja masjid, menyapaku,
“Ehm,
Kakak lagi ngeborong nih ye…”
Aku
langsung mendapati asal suara itu di sebelah kananku ketika di depan meja kasir
pemilik toko melayaniku, “wah, nggak…cuma ini,” balasku padanya.
Di
tengah keramaian orang-orang yang berbelanja dia bertanya padaku kenapa aku
tidak aktif lagi di masjid. Mungkin maksudnya kenapa aku tidak aktif lagi di
keremajaan masjid (Irma). Aku menskaknya dengan sebuah guyonan,
“Wah
nggak kok. Malah saya yang jarang lihat kamu ke masjid.”
Dia
hanya senyum-senyum seraya memberikan alasan bahwa dia akhir-akhir ini sibuk
dalam rangka magang tak lama setelah lulus dari SMA. Jadi jarang kelihatan ke
masjid.
###
Jujur
aku akui dalam hati kecilku, aku sudah tidak aktif lagi di keremajaan. Aku
sepertinya kehilangan gairah dan semangat. Sebuah organisasi yang aku bangun
sudah sejak lama perlahan vakum dan tidak berjalan dengan semestinya. Aku juga
tidak memiliki kesamaan prinsip dengan Pembina mereka yang sekarang. Aku
menyebutnya prinsip, entahlah itu apa namanya bagi orang lain… yang jelas di
luar dari keremajaan hubungan kami baik, sangat baik. Aku hanya tidak mau
mencampuri kegiatan mereka.
Sekarang
juga kulihat adik-adik tidak aktif, tidak kreatif dan kehilangan panutan.
Ah,
sudahlah…
Aku
hanya berharap suatu saat ada pemuda yang datang di kampung kami lalu terketuk
hatinya merubah kondisi ke tempat yang lebih baik. Kalau sudah begitu, aku
seolah melihat diriku beberapa tahun silam ketika idealisme tertancap kuat di
hati.
Mungkinkah
ini karena idealisme?
Ah, entahlah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.